BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ahklak mulia dalam pergaulan adalah
akhlak yang sesuai dengan ketentuan yang ada dalam dalam alqur’an dan hadist.
Akhlak dalam pergaulan yang baik telah diajarkan oleh rasullullah kepada setiap
umat khususnya umat islam. Setiap aturan dalam islam tentang akhlak dalam
pergaulan bertujuan tentang cara bagaimana manusia memposisikan dirinya sebagai
mahkluk tuhan demi terwujud suatu kehidupan yang bermakna, damai dan
bermartabat sesuai dengan yang diingankan oleh Allah SWT.
Akhlak yang baik adalah fondasi
agama dan merupakan hasil dari usaha orang-orang yang bertakwa. Memiliki akhlak
yang baik, seseorang akan diangkat derajatnya kederajat yang lebih tinggi oleh
tuhan. Aklhak mulia tersebut menyangkut tentang etika, budi-pekerti dan
moral sebagai manifestasi dari pendidikan agama.
Tegaknya aktivitas keislaman dalam
hidup dan kehidupan seseorang itu yang dapat menerangkan bahwa orang itu telah
memiliki akhlak yang baik. Semua bermuara pada realisasi tanggung jawab kepada
Allah SWT. Jika seseorang telah memahami tentang akhlak maka akan menghasilkan
kebiasaan hidup yang baik yang diinginkan oleh Allah SWT.
1.2 Rumusan Masalah
1. Beberapa aturan tentang pergaulan
dalam islam
2. Ahklak pergaulan dalam bermasyarakat
3. Penyimpangan pergaulan menurut islam
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah yang
bertemakan akhlak pergaulan dalam islam ini bertujuan untuk mengkaji lebih jauh
seperti apa pandangan islam tentang akhlak pergaulan dalam hidup dan kehidupan
serta menyadari betapa pentingnya akhlak yang baik dalam pergaulan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Dilihat
dari sudut etimologi perkataan “ Akhlak “ ( أَخْلاَقٌ) berasal dari
bahasa Arab jama’ dari “ Khuluqun “ ( خُلُقٌ ) yang
menurut lughat diartikan adat kebiasaan ( al-adat ), perangai, tabi’at (
al-sajiyyat ), watak ( al-thab ), adab / sopan santun ( al-muru’at ), dan agama
( al-din ) . Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan “
Khalqun “ ( خَلْقٌ ) yang
berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan “ Khaliq “ ( خاَلِقٌ ) yang
berarti pencipta dan “ makhluq “ ( مَخْلُوْقٌ ) yang
berarti yang di ciptakan dan dari sinilah asal mula perumusan ilmu akhlak yang
merupakan koleksi ugeran yang memungkinkan timbulnya hubungan yang baik antara
Makhluk dengan Khaliq dan antara Makhluk dengan makhluk .
Prof.
Dr. Ahmad Amin dalam bukunya ‘Al- Akhlaq’ merumuskan pengertian akhlak sebagai:
Akhlak ialah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa
yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada yang lainnya, menyatakan
tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan
jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.
Menurut
Imam Ghazali, akhlak yang mulia mempunyai empat perkara yaitu bijaksana,
memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan hawa
nafsu) dan bersifat adil.
Kata akhlak tersebut
banyak ditemukan dalam hadits Nabi Saw. Dalam salah satu haditsnyaRasulullah
Saw. bersabda, “Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakanakhlak yang
mulia”. (HR. Ahmad). Sedangkan dalam al-Quran hanya ditemukan bentuk tunggal
dari akhlaq yaitu khuluq. Allah menegaskan, “Dan sesungguhnyakamu benar-benar
berbudi pekerti yang agung.” (QS. al-Qalam (68): 4). Khuluq adalah ibarat dari
kelakuan manusia yang membedakan baik dan buruk, lalu dipilih yang baik untuk
dipraktikkan dalam perbuatan, sedang yang buruk dibenci dan dihilangkan .
Sehingga
akhlak juga dibagi menjadi dua,yaitu akhlak baik (Al-Hamidah) dan akhlak buruk
(Adz-Dzamimah).
Kata
yang setara maknanya dengan akhlak adalah moral dan etika. Kata-kata ini sering
disejajarkan dengan budi pekerti, tata susila, tata krama atau sopan .
Sedangkan
pergaulan sendiri memiliki makna interaksi antara sesama manusia,baik individu
dengan individu,tau individu dengan kelompok,contoh disekitar kita bisa jadi
masyarakat, teman sekolah, teman bermain dan lain sebagainya.
2.2
Aturan Pergaulan Dalam Islam
Islam
telah mengatur etika pergaulan. Perilaku tersebut merupakan batasan-batasan
yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena itu perilaku tersebut harus
diperhatikan, dipelihara, dan dilaksanakan oleh para pelakunya. Perilaku yang
menjadi batasan dalam pergaulan adalah
1. Menutup Aurat.
Islam telah mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup
aurot demi menjaga kehormatan diri dan kebersihan hati. Aurot merupakan anggota
tubuh yang harus ditutupi dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang yang bukan
mahramnya terutama kepada lawan jenis jenis agar tidak membangkitkan nafsu
birahi serta menimbulkan fitnah.
Aurat laki-laki yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut
sedangkan aurat bagi wanita yaitu seluruh anggota tubuh kecuali muka dan kedua
telapak tangan.
Di samping aurat, Pakaian yang di kenakan tidak boleh ketat
sehingga memperhatikan lekuk anggota tubuh, dan juga tidak boleh transparan
atau tipis sehingga tembus pandang.
Secara khusus bagi wanita Allah SWT berfirman: “…dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak
daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya…” (QS.
24: 31).
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman, “Hai Nabi, katakanlah
kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan juga kepada istri-istri
orang mu’min: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbab mereka ke seluruh tubuh
mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga
tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (QS. 33: 59)
Dalam hal menjaga aurat, Nabi menegaskan sebuah tata krama
yang harus diperhatikan, beliau bersabda:
“Tidak dibolehkan laki-laki melihat aurat (kemaluan)
laki-laki lain, begitu juga perempuan tidak boleh melihat kemaluan perempuan
lain. Dan tidak boleh laki-laki berkumul dengan laki-laki lain dalam satu kain,
begitu juga seorang perempuan tidak boleh berkemul dengan sesama perempuan dalam
satu kain.” (HR. Muslim).
2. Menjauhi Perbuatan Zina
Pergaulan antara laki-laki dengan
perempuan di perbolehkan sampai pada batas tidak membuka peluang terjadinya
perbuatan dosa. Islam adalah agama yang menjaga kesucian, pergaulan di dalam
islam adalah pergaulan yang dilandasi oleh nilai-nilai kesucian. Dalam
pergaulan dengan lawan jenis harus dijaga jarak sehingga tidak ada kesempatan
terjadinya kejahatan seksual yang pada gilirannya akan merusak bagi pelaku
maupun bagi masyarakat umum. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman dalam Surat
Al-Isra’ ayat 32: “Dan janganlah kamu mendekati zina, Sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”
Dalam rangka menjaga kesucian
pergaulan remaja agar terhindar dari perbuatan zina, islam telah membuat
batasan-batasan sebagai berikut :
Laki-laki tidak boleh berdua-duaan
dengan perempuan yang bukan mahramnya. Jika laki-laki dan perempuan di tempat
sepi maka yang ketiga adalah syetan, mula-mula saling berpandangan, lalu
berpegangan, dan akhirnya menjurus pada perzinaan, itu semua adalah bujuk rayu
syetan.
Laki-laki dan perempuan yang bukan
muhrim tidak boleh bersentuhan secara fisik. Saling bersentuhan yang dilarang
dalam islam adalah sentuhan yang disengaja dan disertai nafsu birahi. Tetapi
bersentuhan yang tidak disengaja tanpa disertai nafsu birahi tidaklah
dilarang. Nabi bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka janganlah berkhalwat dengan seorang wanita (tanpa disertai mahramnya)
karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaithan (HR. Ahmad).
“Dari Ibnu Abbas RA bahwasanya
Rasulullah SAW bersabda : “janganlah sekali-kali salah seorang diantara kalian
bersunyi-sunyi dengan perempuan, kecuali disertai muhrimnya.”(HR. Bukhari
Muslim dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadush Shalihin).
2.3 Akhlak Pergaulan Dalam Masyarakat
Semua
agama dan tradisi telah mengatur tata cara pergaulan remaja. Ajaran islam
sebagai pedoman hidup umatnya, juga telah mengatur tata cara pergaulan remaja
yang dilandasi nilai-nilai agama. Tata cara itu meliputi :
1.
Mengucapkan
Salam
Ucapan
salam ketika bertemu dengan teman atau orang lain sesama muslim, ucapan salam
adalah do’a. Berarti dengan ucapan salam kita telah mendoakan teman tersebut.
Allah
swt berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang
beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin
dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar
kamu selalu ingat”. (QS. An-Nur/24: 27)
2.
Berjabat
tangan
Berjabat
tangan dengan bersalaman dapat menunjukkan keakraban, kerukunan, persahabatan,
atau permintaan maaf . menurut sebuah hadis berjabat tangan dilakukan dengan
menyambut tangan dari yang menjabatnya, bukan dengan menunduk, mendekap atau
memeluk. Berjabat tangan dilakukan hanya dengan sesama mahram, maka diharamkan
sesuai hukum fikih seorang laki-laki menjabat tangan wanita yang bukan
mahramnya, begitu pula sebaliknya. “Tak pernah sekali-kali tangan
Rasulullah menyentuh tangan wanita yang tidak halal baginya”. (HR.
Bukhari Muslim).
3.
Menghindari
berkhalwat (berdua-duaan dengan lawan jenis)
Khalwat
menurut bahasa berarti pengasingan diri. Rasulullah melarang perbuatan ini,
karena seorang Muslim menyepi dengan wanita yang bukan mahramnya, maka setan
akan menjadi teman ketiganya. “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari
akhir, maka janganlah bersendirian dengan seorang wanita di suatu tempat tanpa
disertai mahramnya, karena sesungguhnya yang ketiga adalah setan”. (HR. Ahmad)
Dalam
hal menjaga pandangan Allah berfirman dalam surah An-Nur ayat 30-31 yang
artinya:
“Katakanlah
kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara
kemaluannya: yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka perbuat.
Dan
bukanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya,
dan memelihara kemaluanya dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya),
kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung
kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada
suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra
mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka,
atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan
mereka, atau para perempuan (sesama islam mereka atau hamba sahaya yang mereka
miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan
terhadap perempuan, atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan.
Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang
beriman, agar kamu beruntung”. (QS. An-Nur24: 30-31)
4.
Mencari
Teman Yang Baik
Agar
remaja tidak terjerumus pada pergaulan bebas dan tindakan kenakalan remaja,
remaja hendaklah memilih teman yang baik dalam pergaulannya. Pergaulan akan
mempengaruhi prilaku seseorang. Orang yang berteman dengan orang yang baik
kemungkinan besar ia akan baik. Sebaliknya orang yang berteman dengan orang
jahat kemungkinan besar ia akan jahat. Karena itu remaja hendaknya memilih
teman yang baik agar ia juga ikut baik. Hal ini telah dimisalkan oleh
Rasulullah saw melalui ungkapannya:
“Sesungguhnya
perumpamaan teman yang baik (solehah) dan teman yang jahat adalah seperti
pembawa minyak wangi dan peniup api pandai besi.
Pembawa
minyak wangi mungkin akan menciptakan minyak wanginya itu atau engkau membeli
darinya atau engkau hanya akan mencium aroma harumnya itu. Sedangkan peniup api
tukang besi mungkin akan membakar bajumu atau engkau akan mencium darinya bau
yang tidak sedap”. (HR.
Bukhari)
a. Meminta izin
kita sebagai umat yang
beragama tidak boleh meremehkan hak-hak atau milik teman apabila kita
hendak menggunakan barang milik teman maka kita harus meminta izin terlebih
dahulu.
b. Menghormati orang yang lebih tua dan
menyayangi yang lebih muda
Remaja sebagai orang yang lebih muda
sebaiknya menghormati yang lebih tua dan mengambil pelajaran dari hidup mereka.
Selain itu, remaja juga harus menyayangi kepada adik yang lebih muda darinya,
dan yang paling penting adalah memberikan tuntunan dan bimbingan kepada mereka
ke jalan yang benar dan penuh kasih sayang.
c. Bersikap santun dan tidak sombong
Bersikap santun sangat dianjurkan
oleh islam dalam bergaul karena dengan bersikap santun teman yang bergaul
dengan kita akan mersa nyaman dekat dengan kita, islampun melarang semua
mahluknya untuk sombong karena perbuatan tersebut sangat dibenci oleh allah,
dan hanya allah lah yang berhak untuk sombong.
d. Berbicara dengan perkataan yang
sopan
utamakanlah perkataan yang
bermanfaat, dengan suara yang lembut, dengan gaya yang wajar .
e. Tidak boleh saling menghina
Menghina / mengumpat hukumnya
dilarang dalam islam sehingga dalam pergaulan sebaiknya hindari saling menghina
di antara teman.
f. Tak boleh saling membenci dan iri
hati
Rasa iri akan berdampak dapat
berkembang menjadi kebencian yang pada akhirnya mengakibatkan putusnya hubungan
baik di antara teman. Iri hati merupakan penyakit hati yang membuat hati kita
dapat merasakan ketenangan serta merupakan sifat tercela baik di hadapan Allah
dan manusia.
g. Mengisi waktu luang dengan kegiatan
yang bermanfaat
waktu menjadi 3 bagian yaitu :
sepertiga untuk beribadah kepada Allah, sepertiga untuk dirinya dan sepertiga
lagi untuk orang lain.
h. Mengajak untuk berbuat kebaikan
Orang yang memberi petunjuk kepada
teman ke jalan yang benar akan mendapatkan pahala seperti teman yang melakukan
kebaikan itu, dan ajakan untuk berbuat kebajikan merupakan suatu bentuk kasih
sayang terhadap teman.
Demikian beberapa tata cara
pergaulan yang dilandasi nilai-nilai moral dan ajaran islam. Tata cara tersebut
hendaknya dijadikan pedoman dalam bergaul. Mudah-mudahan ini bisa kita
jadikan renungan atau muhasabah.
2.4 Penyimpangan Pergaulan Menurut
Islam
1.
Penggunaan
narkoba
Penggunaan
dan peredaran narkoba saat ini semakin meluas, tidak hanya dari kalangan dewasa
saja tetapi anak-anak dan juga remaja. Kenyataan menunjukkan bahwa saat ini
banyak sekali siswa-siswi usia sekolah yang menggunakan narkoba dari SMA,
mahasiswi bahkan siswa-siswi Sekolah Dasar.
Adapun
tata cara pengedar narkoba untuk meracuni akal fikiran para remaja sebagai
berikut :
Datang
dari teman yang mula-mula menawarkan narkoba dengan alasan menjernihkan fikiran
yang sedang kacau sehingga terpengaruh.
Para
pengedar yang mendatangi sekolah-sekolah atau kampus yang semula menghasut para
siswa-siswi untuk mencoba dan kemudian mereka merasa ketagihan.
Datang
dari rasa ingin tahu dan ingin mencoba.
Pada
dasarnya narkoba sendiri ialah zat yang bersifat adiktif yaitu zat yang dapat
mempengaruhi atau membuat ketagihan yang dapat merusak sistem syaraf motorik
dan jaringan pertahanan tubuh.
2.
Mengonsumsi
Khmar
Yang
disebut khmar adalah segala sesuatu minuman dan makanan yang bisa menyebabkan
mabuk, seperti dijelaskan dalam hadits berikut:“Setiap yang memabukkan berarti
khamr, dan setiap khamr hukumnya haram” (HR. Bukhary dan Muslim).
3.
Seks
Bebas
Seks
bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan pernikahan, baik
suka sama suka atau dalam dunia prostitusi. Seks bebas sangat tidak layak
dilakukan mengingat resiko yang sangat besar.
Pada
remaja biasanya akan mengalami kehamilan diluar nikah yang memicu terjadinya
aborsi. Ingat aborsi itu sangatlah berbahaya dan beresiko
kemandulan bahkan kematian. Selain itu tentu saja para pelaku seks bebas
sangat beresiko terinfeksi virus HIV yang menyebabkan AIDS, ataupun penyakit
menular seksual lainnya.
4.
Perkelahian
antar Kelompok atau Tawuran
Tawuran
atau Tubir adalah istilah yang sering digunakan masyarakat Indonesia, khususnya
di kota-kota besar sebagai perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan
oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Sebab tawuran ada beragam, mulai
dari hal sepele sampai hal-hal serius yang menjurus pada tindakan
bentrok. Tawuran merupakan suatu penyimpangan sosial dan akan menimbulkan
akibat, diantaranya :
a. Meresahkan warga masyarakat setempat
b. Memutus tali silaturahmi
2.5 Solusi Penyimpangan Pergaulan
Beberapa
solusi yang dapat membendung perilaku penyimpangan social diantaranya:
1. Kesadaran diri sendiri
Kesadaran diri sendiri sangatlah
penting dalam menyelesaikan penyimpangan, dengan adanya kesadaran dari tiap
individu untuk berhenti melakukan penyimpangan. membantu dalam menyelesaikan
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
2. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan
Dengan kita meningkatkan keimanan
dan ketakwaan kepada Allah SWT akan memberikan kekuatan kepada kita untuk
menjauhi semua perbuatan-perbuatan yang dilarang olehnya dan menjalankan semua
yang diperintahkannya.
3. Perbanyak dzikir
Memperbanyak dzikir, melaksanakan
sholat lima waktu akan membentengi diri kita dari pengaruh dan godaan-godaan
setan untuk berbuat hal yang tidak baik.
4. Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi perilaku
manusia, maka untuk menciptakan generasi yang baik kita harus menciptakan
lingkungan yang baik dengan cara lebih banyak berkumpul dan bergaul dengan
orang-orang yang sholeh, memilih teman yang dekat dengan sang Khalik dan masih
banyak cara lain yang bisa kita lakukan.
5. Keluarga
Keluarga juga punya andil dalam
membentuk pribadi seseorang , jadi untuk memulai perbaikan, maka kita harus
mulai dari diri sendiri dan keluarga. Keluarga adalah sekolah pertama bagi
anak. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling kecil, seperti selalu berkata
jujur meski dalam gurauan. Jangan sampai ada kata-kata bohong, membaca do’a setiap
melakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik kepada keluarga
dan masih banyak hal lagi yang bisa kita lakukan, memang tidak mudah melakukan
dan membentuk keluarga yang baik tetapi kita bisa lakukan itu dengan perlahan
dan sabar.
6. Sekolah atau Kampus
Sekolah atau Kampus adalah lembaga
pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja, ada
banyak hal yang bisa kita lakukan di sekolah atau kampus untuk memulai
perbaikan remaja, diantaranya melakukan program mentoring pembinaan lewat
kegiatan keagamaan seperti rohis, patroli keamanan sekolah dan lain
sebagainya,jika kita optimalisasikan komponen organisasi ini maka kemungkinan
terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
penjelasan diatas kita dapat menyimpulkan beberapa hal antara lain:
1. Islam adalah agama yang sempurna
yang di dalamnya pula mengajarkan mengenai
2. akhlak pergaulan yang akan menuntun
manusia untuk bergaul dengan baik yang diberkahi oleh allah
3. Islam melarang setiap manusia untuk
mendekati semua hal atau perbuatan yang akan mendatangkan atau berdekatan
dengan zina
4. Hidup itu pilihan yang akan
menimbulkan sebab dan akibat yang terjadi apabila kita memilih suatu pilihan
seperti halnya pilihan apakah kita akan memilih dan menetapkan pergaulan yang
sesuai dengan ajaran islam atau pergaulan yang sesuai dengan ajaran yang
berkembang di dunia yang modern ini
3.2 Saran
Sebagai seorang muslim sudah
seharusnya kita memiliki akhlak yang terpuji agar mendapatkan ridho dari Allah
SWT termasuk dalan hal pergaulan, baik sesama jenis maupun dengan berlawanan
jenis agar tidak terpengaruh dari godaan syetan yang akan mengusik keimanan
kita kepada Allah SWT. Karena sesungguhnya hanya orang-orang yang
berakhlak mulialah yang akan diterima oleh Allah SWT di sisinya, dan semoga
kita sebagai muslim dan muslimah termasuk golongan-golongan yang dimuliakan
oleh Allah SWT yang akan berada disampingnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-qur’an dan terjemahannya
Modul Paket Studi Islam Khairu
Ummah, Drs. Ahmad Yani, LPPD Khairu Ummah: Jakarta Pusat
Pergaulan pemuda-pemudi dalam islam,
muhamad pristian habib,: universitas diponegoro
Himpunan hadist pilihan, hadis
shahih bukhari, husein bahreisy, al-ikhlas:Surabaya
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
ucapkan kehadirat Allah S.W.T karena atas berkat dan rahmat-NYA,
serta-merta atas izin-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
akhlak pergaulan dalam islam ini.
Melalui tulisan makalah yang singkat dan pendek ini, semoga
kita lebih memahami tentang akhlak pergaulan yang baik menurut islam dan
menyadari bahwa kita perlu mengenal lebih mendalam tentang penting akhlak
pergaulan dalam hidup dan kehidupan didunia. Tidak hanya sampai disitu, kitapun
diharapkan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Makalah tentang akhlak pergaulan dalam islam ini dapat
diselesaikan karena bantuan pihak-pihak yang berperan dalam pembuatan makalah
ini, maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pembimbing dan
tulisan-tulisan makalah lain yang dijadikan sebagai referansinya, serta-merta
kepada pengarang-pengarang buku sebagai panduan proses pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis
juga mengucapkan mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan, karena penulis
menyadari masih banyak yang harus di perbaiki dan dibenarkan.
, Januari 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian..................................................................................................... 2
2.2 Aturan Pergaulan Dalam
Islam......................................................................... 3
2.3 Akhlak Pergaulan Dalam
Bermasyarakat............................................................ 4
2.4 Penyimpangan Pergaulan Menurut
Islam........................................................... 7
2.5 Solusi Penyimpangan Pergaulan....................................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 11
3.2 Saran............................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 12
Comments
Post a Comment